[vc_row][vc_column][dfd_spacer screen_wide_spacer_size=”50″ screen_normal_resolution=”1024″ screen_tablet_resolution=”800″ screen_mobile_resolution=”480″][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Kuliah di Jepang
Artikel berikut adalah panduan bagi anda yang ingin kuliah di Jepang. Ada ratusan universitas swasta, negeri di Jepang, dan Jepang memiliki proses penerimaan mahasiswa baru yang paling kompetitif di dunia. Tapi seberapa kompetitifnya bagi mahasiswa asing? Apakah mereka juga perlu melakukan tes yang sama yang harus dilakukan oleh siswa Jepang?
Setiap universitas memiliki persyaratan khusus, jadi sebaiknya mulailah dengan mengunjungi situs web universitas yang anda minati. Dalam website masing-masing perguruan tinggi mereka menjelaskan secara persis dokumen apa yang perlu Anda kirimkan.
Prosedur Penerimaan Mahasiswa Baru di Jepang
Sebagian besar universitas di Jepang menawarkan ujian masuk khusus untuk siswa asing dengan dana pribadi. Jika Anda menerima beasiwa dari pemerintah Jepang (Monbukagakusho/ MEXT), sebaiknya kunjungi situs web kedutaan Jepang untuk mendapatkan panduan yang lebih detil.
Syarat umum untuk program sarjana untuk siswa internasional:
- Telah menyelesaikan atau akan menyelesaikan pendidikan sekolah selama 12 tahun di negara asal. Anda perlu mengirimkan raport atau transkrip nilai.
- Tidak memiliki masalah imigrasi, yang mungkin mengganggu masuknya Anda ke Jepang atau dengan studi Anda di universitas Jepang.
- Anda wajib mengikuti ujian masuk Universitas Jepang untuk Siswa Internasional (EJU = Examination for Japanese University Admission for International Students ), yang dikelola oleh Japan Student Services Organization.
Sedangkan untuk aplikasi, beberapa universitas memerlukan personal statement, hasil tes kemampuan bahasa Jepang (JLPT) dan hasil skor TOEFL Anda. Surat rekomendasi akan diperlukan tergantung dari universitas yang Anda lamar, jadi tanyakan terlebih dahulu ke universitas yang anda minati.
Visa Pelajar
Setelah diterima di universitas Jepang, Anda akan diminta untuk melengkapi form kelayakan (Certificate of Eligibility), salinan paspor yang masih berlaku, print-out buku tabungan yang menunjukkan dana yang cukup tersedia untuk studi Anda. Kemudian pusat pelajar internasional di universitas Jepang akan menyerahkan sertifikat kelayakan Anda ke otoritas imigrasi di Jepang. Setelah Anda menerima sertifikat kelayakan dari universitas Jepang, Anda harus mendatangi kedutaan besar Jepang di negara asal dan membawa dokumen berikut ini:
- Dokumen pendukung yang diminta untuk visa pelajar anda
- Paspor
- Formulir permohonan visa pelajar
- Foto
- Sertifikat Kelayakan (harus asli)
Hal berikutnya adalah terus belajar bahasa jepang. Anda memerlukan kemampuan berbahasa Jepang setidaknya JLPT N2 untuk mengikuti kuliah yang diajarkan dalam bahasa Jepang. Untuk universitas bergengsi seperti (Waseda, Keio, Tokyo), Anda mungkin diminta untuk memiliki sertifikat N1.
Tahun akademik di Jepang
Universitas dan perguruan tinggi di Jepang biasanya memulai tahun akademik pada bulan April. Liburan musim panas dimulai pada akhir Juli. Kuliah berlangsung dari bulan September atau Oktober hingga Januari atau Februari. Liburan musim dingin biasanya sebentar saja dari akhir Desember sampai awal Januari.
Kelas Kuliah
Lama pelajaran pada perkuliahan di perguruan tinggi Jepang adalah 90 atau 100 menit. Terlepas dari seminar dan beberapa kelas sains, sebagian besar kelas perkuliahan di Jepang hanya ada sedikit interaksi antara mahasiswa dan dosen. Banyak kelas yang hanya bertemu sekali seminggu selama satu tahun akademik penuh, termasuk liburan musim panas dan musim dingin. Ujian utama biasanya diadakan hanya sekali pada akhir tahun ajaran dan lama ujian berlangsung beberapa minggu.
Sekolah Tinggi di Jepang dan Kehidupan Kampus
Menurut survei pemerintah tahun 2005, hampir semua siswa Jepang (97,6%) melanjutkan ke sekolah menengah atas setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama, dan sekitar setengah dari mereka (51,5%) akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau junior college. Sebagian besar dari mereka yang kuliah di perguruan tinggi menghabiskan waktu empat sampai lima hari dalam seminggu, dan tergantung secara finansial pada orang tua mereka.
Ukuran kelas kampus di Jepang cenderung besar. Selain beberapa asisten pengajar, profesor juga mengajar sebagian besar perkuliahan. Mahasiswa S1 biasanya menghabiskan waktu empat tahun di perguruan tinggi. Mereka biasanya berburu kerja sebelum lulus, dan sebagian besar memasuki dunia kerja segera setelah lulus.
Umumnya sekolah pascasarjana di Jepang dianggap sebagai lembaga yang didedikasikan untuk memproduksi akademisi dan peneliti. Karena fakultas hukum dan fakultas kedokteran menerima siswa langsung dari sekolah menengah, berbeda dengan sistem amerika, maka ia tidak dianggap sebagai program pascasarjana. Gelar profesional tidak ada di Jepang sebelum tahun 2002. Namun karena serangkaian reformasi pendidikan, sekarang lebih dari 120 lembaga menawarkan gelar master seperti MBA dan PhD dalam berbagai bidang. Akibatnya jumlah mahasiswa pascasarjana di Jepang terus meningkat, yang sekarang sekitar 15% dari lulusan perguruan tinggi. Lebih dari 80% dari mahasiswa pascasarjana langsung melanjutkan studi mereka setelah mendapatkan gelar sarjana.
Faktor lain yang membentuk kehidupan kampus di Jepang saat ini adalah depresi ekonomi yang dimulai pada awal 1990-an hingga tahun 2005. Kurangnya lapangan pekerjaan dalam waktu yang lama menyebabkan banyak siswa lebih memprioritaskan studi mereka daripada kehidupan sosial mereka di sekolah. Namun, sebagian besar mahasiswa Jepang juga terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti berpartisipasi dalam klub kuliah, melakukan pekerjaan sukarela, bergaul dengan teman, dan melakukan perjalanan domestik dan internasional. Lebih dari tiga perempat mahasiswa bekerja paruh waktu selama kuliah serta pada liburan musim semi dan musim panas. Rata-rata mahasiswa menghabiskan anggaran mingguan sekitar 37.000 yen untuk makan, membeli pakaian, komunikasi online, dan tabungan. (Artikel 2005).
Tempat Tinggal Mahasiswa
Mayoritas mahasiswa perguruan tinggi Jepang pulang-pergi dari tempat tinggal mereka dan hanya sedikit yang tinggal di asrama. Asrama yang ada pun jarang yang ada di dalam kampus. Kebanyakan mahasiswa Jepang tinggal di rumah atau apartemen. Perjalanan menuju kampus rata-rata adalah sekitar satu jam tapi mungkin memakan waktu hingga dua jam di kota-kota besar.
Bantuan keuangan
Umumnya yang membayar biaya pendidikan perguruan tinggi di Jepang adalah orang tua mahasiswa. Meskipun ada beasiswa yang tersedia dari berbagai sumber, pinjaman khusus mahasiswa tidak ada di Jepang.
Kerja Sambilan di Jepang
Menurut penelitian terbaru, ada lebih dari 80 persen mahasiswa yang memiliki pekerjaan paruh waktu atau arubaito アルバイト / バイト (berasal dari bahasa Jerman “arbeiten” yang berarti kerja). Pekerjaan sambilan untuk mahasiswa biasanya sebagai karyawan minimart, pelayan toko, kateikyoushi 家庭教師 (guru privat untuk siswa SMP dan SMA), dan pelayan rumah makan.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][dfd_spacer screen_wide_spacer_size=”50″ screen_normal_resolution=”1024″ screen_tablet_resolution=”800″ screen_mobile_resolution=”480″][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][dfd_spacer screen_wide_spacer_size=”50″ screen_normal_resolution=”1024″ screen_tablet_resolution=”800″ screen_mobile_resolution=”480″][/vc_column][/vc_row]