Warning: include(/home/belajar2/public_html/wp-content/plugins/wordpress-seo/vendor/composer/../../src/integrations/xmlrpc.php): Failed to open stream: No such file or directory in /home/belajar2/public_html/wp-content/plugins/better-wp-security/vendor-prod/composer/ClassLoader.php on line 576

Warning: include(/home/belajar2/public_html/wp-content/plugins/wordpress-seo/vendor/composer/../../src/integrations/xmlrpc.php): Failed to open stream: No such file or directory in /home/belajar2/public_html/wp-content/plugins/better-wp-security/vendor-prod/composer/ClassLoader.php on line 576

Warning: include(): Failed opening '/home/belajar2/public_html/wp-content/plugins/wordpress-seo/vendor/composer/../../src/integrations/xmlrpc.php' for inclusion (include_path='.:/opt/cpanel/ea-php81/root/usr/share/pear') in /home/belajar2/public_html/wp-content/plugins/better-wp-security/vendor-prod/composer/ClassLoader.php on line 576
Kata Hubung - Belajar Bahasa Jepang
Lompat ke konten

Kata Hubung

Kata Hubung dalam Bahasa Jepang

Dalam bahasa Jepang, kata-kata hubung atau konjungsi digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, atau klausa dalam suatu kalimat. Kata-kata hubung berperan penting dalam menyusun kalimat yang gramatikal dan menjaga aliran yang jelas dalam percakapan atau tulisan. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kata-kata hubung umum dalam bahasa Jepang dan cara penggunaannya.

  1. そして (soshite) – Artinya “dan” atau “kemudian”. Kata hubung ini digunakan untuk menggabungkan dua kalimat atau frasa yang memiliki arti yang sama atau terkait secara logis. Misalnya, “Watashi wa tabete, soshite nomimasu” yang berarti “Saya makan dan (kemudian) minum.”
  2. でも (demo) – Artinya “tapi” atau “namun” Kata hubung ini digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa dengan mengekspresikan kontras, seperti perbedaan atau pengecualian. Misalnya, “Gakkou e ikimasu. Demo, kisha de ikimasu” yang berarti “Saya pergi ke sekolah, tapi pergi dengan kereta api.”
  3. しかし (shikashi) – Artinya “namun” atau “tetapi” Kata hubung ini digunakan untuk menyampaikan pernyataan yang bertentangan dengan apa yang sebelumnya disebutkan. Misalnya, “Ame ga futte-imasu. Shikashi, watashi wa dekakeru” yang berarti “Hujan turun. Namun, saya akan pergi.”
  4. また (mata) – Artinya “lagi” atau “kembali” Kata hubung ini digunakan untuk menggambarkan tindakan yang diulang atau berulang. Misalnya, “Ashita mata aimashou” yang berarti “Mari bertemu lagi besok.”
  5. それから (sorekara) – Artinya “setelah itu” atau “kemudian” Kata hubung ini digunakan untuk menyusun kejadian dalam urutan kronologis. Misalnya, “Watashi wa okiru. Sorekara asagohan o tabemasu” yang berarti “Saya bangun, kemudian makan sarapan.”
  6. だから (dakara) – Artinya “karena itu” atau “oleh karena itu” Kata hubung ini digunakan untuk menyampaikan alasan atau kesimpulan dari pernyataan sebelumnya. Misalnya, “Watashi wa isogashii dakara, kinou shigoto o yasumimashita” yang berarti “Saya sibuk, oleh karena itu saya beristirahat dari pekerjaan kemarin.”
  7. しかし (dakara) – Artinya “karena itu” atau “oleh karena itu” Kata hubung ini digunakan untuk menyampaikan alasan atau kesimpulan dari pernyataan sebelumnya. Misalnya, “Watashi wa isogashii dakara, kinou shigoto o yasumimashita” yang berarti “Saya sibuk, oleh karena itu saya beristirahat dari pekerjaan kemarin.”
  8. それで (sorede) – Artinya “oleh karena itu” atau “karena itu” Kata hubung ini digunakan untuk menyampaikan konsekuensi dari pernyataan sebelumnya. Misalnya, “Atama ga itai. Sorede, watashi wa ikanai” yang berarti “Saya sakit kepala. Karena itu, saya tidak akan pergi.”
  9. その後 (sono go) – Artinya “setelah itu” atau “kemudian” Kata hubung ini digunakan untuk mengindikasikan urutan waktu atau peristiwa yang terjadi setelah peristiwa tertentu. Misalnya, “Aisha-san wa Amerika e ryokou shita. Sono go, Nihon ni itta” yang berarti “Aisha pergi berlibur ke Amerika. Setelah itu, dia pergi ke Jepang.”
  10. だけど (dakedo) – Artinya “namun” atau “tetapi” Kata hubung ini digunakan untuk menyampaikan kontras atau perbedaan antara dua pernyataan. Misalnya, “Watashi wa isogashii dakedo, yasumi ga hitsuyou” yang berarti “Saya sibuk, tetapi perlu beristirahat.”
  11. その前 (sono mae) – Artinya “sebelum itu” atau “sebelumnya” Kata hubung ini digunakan untuk menunjukkan urutan waktu atau peristiwa yang terjadi sebelum peristiwa tertentu. Misalnya, “Eiga o mi ni iku mae ni, eiga no kaisetsu o yomimasu” yang berarti “Sebelum pergi menonton film, saya membaca sinopsis film tersebut.”
  12. けれども (keredomo) – Artinya “namun” atau “tetapi” Kata hubung ini serupa dengan “dakedo” dan digunakan untuk menyampaikan perbedaan atau kontras antara dua pernyataan. Misalnya, “Watashi wa yoku tabemasu. Keredomo, sukoshi futotta” yang berarti “Saya makan dengan baik. Namun, sedikit gemuk.”
  13. その時 (sono toki) – Artinya “pada saat itu” atau “ketika itu” Kata hubung ini digunakan untuk menunjukkan waktu atau kondisi tertentu saat suatu peristiwa terjadi. Misalnya, “Kekkon shita toki, watashi wa 30-sai deshita” yang berarti “Ketika saya menikah, saya berusia 30 tahun.”
  14. というのは (to iu no wa) – Artinya “yang berarti” atau “maksudnya” Kata hubung ini digunakan untuk menjelaskan atau memberikan penjelasan tentang makna atau arti dari suatu konsep atau frasa. Misalnya, “Daisuki to iu no wa, shiawase ni nareru koto desu” yang berarti “Yang saya maksud dengan ‘suka sekali’ adalah bisa menjadi bahagia.”
  15. その間 (sono aida) – Artinya “selama itu” atau “dalam periode tersebut” Kata hubung ini digunakan untuk menunjukkan rentang waktu atau periode yang terjadi antara dua peristiwa. Misalnya, “Nihon ni sunde-ita aida, watashi wa Nihongo o benkyou shimashita” yang berarti “Selama tinggal di Jepang, saya belajar bahasa Jepang.”
  16. (まず) はじめに ((mazu) hajime ni), つぎに (tsugi ni) – Artinya “(pertama) terlebih dahulu” dan “kemudian” Kata-kata hubung ini digunakan untuk menyusun urutan dalam melakukan suatu kegiatan atau memberikan instruksi secara berurutan. Misalnya, “Mazu, shukudai o shimasu. Tsugi ni, yuushoku o tsukurimasu” yang berarti “Pertama, saya akan mengerjakan tugas. Kemudian, saya akan memasak makan malam.”
  17. ですから (desukara) – Artinya “karena itu” atau “oleh karena itu” Kata hubung ini digunakan untuk menyampaikan alasan atau kesimpulan dari pernyataan sebelumnya. Misalnya, “Watashi wa sukoshi hayaku kaerimasu. Desukara, densha o oitsuku” yang berarti “Saya akan pulang sedikit lebih awal. Karena itu, saya akan mengejar kereta.”
  18. ところで (tokorode) – Artinya “ngomong-ngomong” atau “oh ya” Kata hubung ini digunakan untuk mengubah topik pembicaraan atau memperkenalkan topik baru dalam percakapan. Misalnya, “Tokorode, kinou no kouen wa sugoi tanoshikatta” yang berarti “Ngomong-ngomong, taman kemarin sangat menyenangkan.”

Kata sambung dalam Bahasa Jepang yang sering dipakai

接続詞 せつぞくし setsuzokushi = Konjungsi, kata sambung

そして = dan, kemudian
その後 (で・に) = setelah itu
だけど = tapi
その前 (に) = sebelum itu
けれども = Namun
その時 (に) = pada waktu itu
というのは = itu karena
その間 (に) = selama waktu itu
(まず) はじめに、まず = pertama, …
それで = kemudian, sehingga
つぎに = berikutnya
ですから = karena, sehingga
ところで = omong-omong
だから = sehingga
また = juga

    Dalam bahasa Jepang, kata-kata hubung ini membantu membangun struktur kalimat yang jelas dan menghubungkan gagasan-gagasan dengan baik. Penting untuk memahami penggunaan dan konteks penggunaan kata-kata hubung ini untuk dapat mengungkapkan pikiran dengan lebih akurat dan terorganisir dalam bahasa Jepang. Teruslah berlatih dan eksplorasi bahasa Jepang untuk memperluas pemahaman Anda.